Selasa, 22 Juni 2010
Garuda Bukan Burung Perkutut
Wahai Garudaku...mengapa wajahmu tertunduk lusuh dan butut,
Seperti orang kalah judi buntut ,semuanya habis hanya tinggal kentut
Di mana Matamu yang tajam!
Yang pernah menggetarkan singa-singa kelaparan,
Kemana Cakarmu yang perkasa!!
Yang mencengkeram erat seluruh Nusa
Hingga tak ada makhluk yang berani mengusiknya
Apakah karena badanmu digerogoti penyakit korupsi,
Hingga Mata dan Cakarmu kau gadaikan
Demi tegaknya negeri ini ?
Atau apakah karna engkau dihinggapi penyakit kolusi,
Hingga Burung Emprit kau jadikan mentri
Yang hanya pandai makan berkicau dan memberi upeti
Oh, Garudaku...
Engkau sekarang hanya pandai bernyanyi
Menghiba mengharap belas kasih,
Seperti burung perkutut di dalam jeruji
Bernyanyi hanya demi sesuap nasi
Ohh, Garudaku..
Kembalikan Matamu yang tajam,Cakarmu yang perkasa
Libas habis seluruh kemunafikan
Agar gagah perkasa negeri seribu panglima,
Engkau Garuda bukan burung perkutut,
yang hanya pandai bernyanyi dan berlutut
Tetapi pengawal Negeri , dari segala carut marut.
Mengapa Negeriku Dilanda Bencana
Mengapa Tanahku diguncang prahara
Sudah Runtuhkah tali-tali kebenaran
Ataukah alam risih dengan tingkah kita
Melukai hati dengan dalih kebenaran sejati
Melukai jiwa dengan alasan keadilan hukum negara
Melukai rasa karena para pejuang keadilan ,
mengganggu stabilitas negara
Mengapa negeriku dilanda bencana
Air mata kering kerontang ,
menyaksikan ribuan nyawa melayang
Dilibas kemarahan pertiwi,
dihantam badai sang penguasa bumi
Ohh, damai tak ada lagi di tanah kami...
Seluruh rasa cemas..khawatir..berharap,
Kapan bencana ini akan di akhiri
Mengapa bangsaku dilibas malapetaka
Berserakan anak-anak negeri meregang nyawa
Sebagai tumbal sejarah bangsa
Bukan karena dosa,tetapi karena nafsu,
mengalahkan jiwa kemanusiaan
Masih adakah kesempatan untuk mengakhirinya
Agar tanah ini tak lagi terguncang
Agar jiwa kami tak lagi dilanda kecemasan.
Selasa, 15 Juni 2010
DiLeMa CiNta Samino DaN JuminaH
Di ilhami lagu cinta sampai mati ,
Samino dan juminah mengucapkan ikrar Cinta tak terpisahkan
Bukan karena Cinta sejati,
Tetapi karena Cinta tak ada ganti
Di sebuah lembah sunyi di tepian negeri ini
Percintaan mereka , tak direstu Bapaknya Juminah
Bukan karena Samino miskin
Dan bukan karena Samino mantan residivis
Tapi karena Samino duda tiga kali
Di tinggal lari istri-istrinya ,
Samino "impotensi"
Juminah terus meminta ke Bapaknya ,
Ijinkan aku menikah dengan mas samino Pak !
Aku sudah terlanjur Cinta, aku sudah terlanjur sayang ,
Cinta itu bukan hanya " Nafsu birahi "
Tetapi rahasia hati ,
Karena Tuhan Maha Mengerti
Tak akan memberi mati , jika kita memiliki cinta sejati
" Racun apa yang telah diberikan padamu nak ,dari " Si impotensi " "
Sampai berani menggurui Bapakmu sendiri ,
Aku hanya ingin engkau menikah Nak,,
dengan lelaki yang mampu memberimu anak ,
Kau satu-satunya , penerus dinasti kita ,
jangan bicara tentang cinta yang tak akan berbuah
Juminah terus menangis , meratapi cintanya yang tak direstui
Dua puluh sembilan tahun terlahir ke dunia ini ,
Tak ada lelaki yang sudi mencintai
Hanya Samino datang Bak Arjuna pecinta sejati ,
Memberikan cinta tulusnya yang tak pernah ada ganti .
Samino dan Juminah terus berjanji
Walau cintanya tak direstui
ikrar mereka terdengar penguasa lembah sunyi
abadi cintanya , terkubur di gelapnya cinta yang tak bertepi
Samino dan juminah mengucapkan ikrar Cinta tak terpisahkan
Bukan karena Cinta sejati,
Tetapi karena Cinta tak ada ganti
Di sebuah lembah sunyi di tepian negeri ini
Percintaan mereka , tak direstu Bapaknya Juminah
Bukan karena Samino miskin
Dan bukan karena Samino mantan residivis
Tapi karena Samino duda tiga kali
Di tinggal lari istri-istrinya ,
Samino "impotensi"
Juminah terus meminta ke Bapaknya ,
Ijinkan aku menikah dengan mas samino Pak !
Aku sudah terlanjur Cinta, aku sudah terlanjur sayang ,
Cinta itu bukan hanya " Nafsu birahi "
Tetapi rahasia hati ,
Karena Tuhan Maha Mengerti
Tak akan memberi mati , jika kita memiliki cinta sejati
" Racun apa yang telah diberikan padamu nak ,dari " Si impotensi " "
Sampai berani menggurui Bapakmu sendiri ,
Aku hanya ingin engkau menikah Nak,,
dengan lelaki yang mampu memberimu anak ,
Kau satu-satunya , penerus dinasti kita ,
jangan bicara tentang cinta yang tak akan berbuah
Juminah terus menangis , meratapi cintanya yang tak direstui
Dua puluh sembilan tahun terlahir ke dunia ini ,
Tak ada lelaki yang sudi mencintai
Hanya Samino datang Bak Arjuna pecinta sejati ,
Memberikan cinta tulusnya yang tak pernah ada ganti .
Samino dan Juminah terus berjanji
Walau cintanya tak direstui
ikrar mereka terdengar penguasa lembah sunyi
abadi cintanya , terkubur di gelapnya cinta yang tak bertepi
Kamis, 10 Juni 2010
NEGERI YANG PENUH KEMUNAFIKAN
Inilah kisah dari sebuah peradaban
suatu negeri yang penuh dengan kemunafikan
mencari hati dengan memberi upeti
mengharap kedudukan dengan kekerabatan
bukan kepandaian
Kemunafikan yang mendarah daging
membuat negeri ini semakin terasing dari kemakmuran
kejujuran adalah hal yang tabu untuk dimunculkan
karena itu musuh bersama para penguasa
Lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
keributan menjadi suatu tradisi yang terus dijalani
kepongahan adalah pakaian kebesaran
yang menghiasi setiap sudut - sudut media rakyat
Dan lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
Dewa keadilan jadi tontonan yang menyakitkan ,
karena kebenaran terletak di bawah lidah - lidah penguasa
Ohh,, lihatlah negeri yang penuh dengan kemunafikan
pelacuran diri , mencuri , pemerkosaan hak adalah tradisi yang tiada henti .
KISAH NEGERI DI TEPIAN KEHANCURAN (PALESTINA)
puing - puing kehancuran berserakan dimana - mana
malaikat pencabut nyawa kelelahan membukukan kematian
tak ada pilihan selain berjuang , menggapai sesuatu yang tak mungkin di dapat
karena sang penindas berlindung di ketiak Tuhan,
Inikah takdir atau kenyataan yang telah digariskan
pembunuhan , pembantaian , kesewenang-wenangan adalah hiburan
bukan perbuatan yang biadab
Inikah perih yang akan terus dikibarkan
menari burung bangkai di atas manusia yang kehabisan asa
dihempaskan oleh ayat - ayat kematian
ditikam senjata pemusnah dunia
Wahai negeri ditepian kehancuran
kepada siapa engkau akan meminta..
kepada siapa engkau akan berlindung
karena penguasa bumi memihak penindasmu
jika tak malu dihapuslah riwayatmu , Palestina .
Di TePiAn KemAtiAn
Ketika angin tak lagi bertiup
ketika darah lambat bergerak
dan ketika hati terus menggigil
buku - buku kehidupan telah di khatamkan
lembaran terakhir hampir ketepian
Burung - burung , pohon - pohon , guruh dan gemuruh
membisu ...
terkunci oleh hawa langit
penjemput kematian
Di heningnya suasana
di gelapnya perasaan
sangat jelas terdengar jerit tangis
pemberontakan dari keadaan
meronta - ronta
menembus tujuh lapisan langit
menghujam tujuh lapisan bumi
Ohh Yang Maha Agung ,
jangan Engkau akhiri
jangan Engkau sudahi
, ku pinta
Aku rindu pada anakku , aku sayang pada istriku ,
aku khawatir pada harta bendaku
Ohhh Yang Maha Asih,,
tangguhkan takdirMu
tangguhkan kematianku..
aku ingin berbakti....
( Suasana hening , dingin , sedingin tubuh yang telah layu , jeritpun hilang melayang ke alam kebekuan , tepian kematian )
SUMINAH
Ketika tubuhmu , rebah ke pangkuanku
dalam kepasrahan dan keinginan nafsu
resahkan semua iman di dadaku
runtuhkan logika ketakutanku akan dosa
Kau bakar nafasku dengan gemulai tubuhmu
kau hisap kelelakianku dengan senyum panasmu
Ohh ,, Suminah ..
Wangi tubuhmu bagai wangi bidadari
memancarkan aroma sensual alam kenikmatan
mengeraskan semua keinginan nafsu lelakiku
Ohhh ,, Sumina ...
kau terus meradang menggelitik rongga - rongga surga duniawi
meskipun aku tau , ini adalah noda
tapi tak mampu ku melawan badai nafsumu
yang terus menggelora
GADIS KECIL DI KEREMANGAN
Mengais rejeki dari lelaki hidung belang
bukan demi kenikmatan
Bukan !!
atau keinginan untuk hidup mewah , juga Bukan !!!
tapi hanya sekedar untuk makan
Gadis kecil di keremangan
matamu kosong menatap masa depan
yang teramat jauh namun jelas deritanya
karena hari ini , esuk , atau lusa ..
engkau tetap pelayan nafsu lelaki buaya
Gadis kecil di keremangan
engkau adalah kerikil - kerikil iman
tajam menggoda nafsu lelaki kesepian
Gadis kecil di keremangan
selalu menghiasi jaman
sebagai kisah orang - orang tepian
DI TEPIAN JAMAN
Berdiri aku menebar segala rasa tentang kehidupan ini
yang semakin membutakan hati
tak ada lagi toleransi dan tak ada lagi belas kasih sesama
hanya senyuman palsu para pedagang yang mengharapkan keuntungan
Mungkinkah hidup telah sampai ditepian jaman
karena perasaan hanya tinggal ucapan
mata hati hanyalah pelengkap indera
Harta benda adalah Tuhan segalanya
Yang Agung yang mampu memberi kekayaan
Yang Mulia yang mampu memberi kedudukan
Bukan Tuhan usang yang telah di lupakan
Wahai yang memiliki alam...
tidakkah Engkau murka dengan segala kenyataan
Perkosaan,pembunuhan,kesewenangan dan penindasan
Sudah menjadi tradisi
Kebenaran adalah musuh sejati
Dan aturanMu hanya sebagai pemanis diri
Ataukah memang ini tepian Jaman
segalanya harus tanpa aturan...
Langganan:
Postingan (Atom)