Laman

Selasa, 22 Juni 2010

Garuda Bukan Burung Perkutut














Wahai Garudaku...mengapa wajahmu tertunduk lusuh dan butut,
Seperti orang kalah judi buntut ,semuanya habis hanya tinggal kentut

Di mana Matamu yang tajam!
Yang pernah menggetarkan singa-singa kelaparan,
Kemana Cakarmu yang perkasa!!
Yang mencengkeram erat seluruh Nusa
Hingga tak ada makhluk yang berani mengusiknya

Apakah karena badanmu digerogoti penyakit korupsi,
Hingga Mata dan Cakarmu kau gadaikan
Demi tegaknya negeri ini ?
Atau apakah karna engkau dihinggapi penyakit kolusi,
Hingga Burung Emprit kau jadikan mentri
Yang hanya pandai makan berkicau dan memberi upeti

Oh, Garudaku...
Engkau sekarang hanya pandai bernyanyi
Menghiba mengharap belas kasih,
Seperti burung perkutut di dalam jeruji
Bernyanyi hanya demi sesuap nasi

Ohh, Garudaku..
Kembalikan Matamu yang tajam,Cakarmu yang perkasa
Libas habis seluruh kemunafikan
Agar gagah perkasa negeri seribu panglima,

Engkau Garuda bukan burung perkutut,
yang hanya pandai bernyanyi dan berlutut
Tetapi pengawal Negeri , dari segala carut marut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar